Metoda core drill adalah suatu metoda pengambilan sampel beton pada suatu struktur bangunan. Sampel yang diambil (bentuk silinder) selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pengujian seperti Kuat tekan.
Core Drill Sample Aspal atau Core Drilling Test Set
Pengambilan contoh dilakukan dengan alat bor yang mata bornya berupa “pipa” dari intan, sehingga diperoleh contoh beton berupa silinder.
Mata Bor Aspal dan Beton atau Diamond Bit
Contoh alat pengambilan sample beton dengan metode core drill tersebut yaitu sebagai berikut:
Silinder beton yang diperoleh tergantung ukuran diameter mata-bornya, umumnya antara 2” sampai 8”. Dan disarankan diameter silinder tidak kurang dari 3 kali ukuran maksimum agregat betonnya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sample beton adalah sebagai berikut:
1. Umur beton minimal 14 hari.
2. Pengambilan contoh silinder beton dilakukan di daerah yang kuat tekannya diragukan, biasanya berdasarkan data hasil uji contoh beton dari masing-masing bagian struktur, atau dari hasil NDT (Non Destructive Testing) dengan concrete hammer ataupun UPVT (Ultrasonic Pulse Velocity Test). Dari satu daerah beton diambil satu titik pengambilan contoh. Pengambilan contoh pada bangunan sudah lama berdiri, maka biasanya core drill dilakukan pada bagian-bagian elemen struktur beton yang ingin diketahui kuat tekannya
3. Dari satu pengambilan contoh diambil 3 titik pengeboran. Pengeboran harus ditempat yang tidak membahayakan struktur, misalnya jangan dekat sambungan tulangan, momen maksimum, dan tulangan utama.
4. Benda uji yang cacat karena terlalu banyak terdapat rongga, adanya serpihan/agregat kasar yang lepas, tulangan besi yang lepas dan ketidakteraturan dimensi, tidak boleh digunakan untuk
5. Diameter benda uji untuk uji kuat tekan tidak boleh kurang dari 90 mm;
6. Rasio tinggi sample (L) dengan diameter (D) lebih besar atau sama dengan 0,95 , dimana L = panjang dan D =diameter benda uji;
7. Pengeboran harus tegak lurus dengan permukaan beton.
8. Lubang bekas pengeboran harus segera diisi dengan beton yang mutunya minimal sama.
9. Apabila ada kandungan tulangan besi dalam benda uji beton inti, letaknya harus tegak lurus terhadap sumbu benda uji;
10. Jumlah kandungan tulangan besi dalam benda uji beton inti tidak boleh lebih dari 2 batang;
11. Apabila jumlah kandungan tulangan besi dalam benda uji beton inti lebih dari 2 batang, benda uji harus dikerjakan dengan gergaji beton dan gerinda, sehingga memenuhi ketentuan dan bila tidak terpenuhi, benda uji tersebut tidak boleh digunakan untuk uji kuat tekan
12. Benda uji beton inti sesudah kaping yaitu harus memenuhi ketentuan 2,00 ≥ L/D ≥ 1,00 dimana tebal lapisan untuk kaping tidak boleh melebihi 10 mm.
Ilustrasi pengambilan sample beton:
Bila beton yang diambil berada dalam kondisi kering selama masa layannya, benda uji silinder beton (hasil bor inti) harus diuji dalam kondisi kering. Bila beton yang diambil berada dalam kondisi sangat basah selama masa layannya, maka silinder harus direndam dahulu minimal 40 jam dan diuji dalam kondisi basah.
Ilustrasi pengujian, sebagai berikut:
Pesrsiapkan sample dan alat uji tekan:
Benda uji dimasukkan ke dalam alat uji tekan.
Spesifikasi Alat Press Beton atau Compression Machine